, Singapore

The Big Short: Asia Pacific banks still prefer bailouts to bail-ins

Hong Kong has made the most significant advance with its bank resolution regime.

Asia-Pacific bank resolutions and bail-in regimes as prescribed under Financial Stability Board (FSB)’s framework vary differently but the region’s overall banking system fails to keep up with Europe and North America, according to an in-depth report from Moody’s Investors service.

In most APAC territories, authorities lack powers to bail creditors and continue to favor traditional tools like preemptive government support to resolve bank distress.

However, some countries have ongoing efforts for bank resolution reforms with Hong Kong making the most significant advance by introducing a bank resolution regime in July 2017.

Under the new resolution, authorities can declare a bank non-viable and impose losses on different classes of creditors. They also have the power to bail in senior creditors and some depositors.

The new regime also satisfies key attributes set by FSB including power to transfer or sell assets and liabilities, power to establish a temporary bridge institution, power to write down and convert liabilities, power to impose temporary stay on early termination rights, recovery and resolution planning for systemic firms, resolution powers in relation to holding companies, and power to require changes to firms’ structure and operations to improve resolvability.

Singapore is also close to full compliance as it plans to introduce a similar regime in the following months. It has also made important progress with the Monetary Authority of Singapore Amendment Bill passed in Parliament last July.

Banking authorities in New Zealand can bail in senior creditors and depositors while Japan can bail in TLAC bondholders.

Legislation is currently in the pipeline to speed up compliance in Australia, India, Korea.

Thailand and China are also taking up initiatives to reform their bank resolutions.

Meanwhile, the report noted that there is little progress in bank resolution regimes to Indonesia, Taiwan, Philippines and Malaysia since 2014. 

Bagaimana perkembangan perubahan fokus manajemen kekayaan bank?

Seorang analis mengatakan, "Ada hingga $25 miliar dalam biaya yang bisa didapat di Asia, tetapi ini pasar yang sulit.

Aplikasi blu oleh Group BCA memperluas ekosistem digital melalui BaaS

Strategi tersebut telah berhasil meningkatkan transaksi dan membangun kepercayaan nasabah sebesar 53,4% sepanjang 2023.

Christine Ip dari UOB merenungkan karir perbankan tiga dekadenya dan kembali ke dunia seni

Dia percaya bahwa keuangan dan kreativitas saling berkaitan dalam membangun kolaborasi talenta yang holistik di UOB.

Shally Koh dari Citi berbicara tentang bagaimana mendorong perbankan yang lebih beragam

Bank tersebut memperkenalkan program keterlibatan pria dan dukungan ibu sebagai bagian dari upayanya untuk kesetaraan gender.

Maisie Chong dari StanChart berbicara tentang tidak pernah menolak peluang dan melangkah maju

Chong berbagi tentang menemukan kepuasan dan pemenuhan diri melalui perjalanan kerja.

Mayda Lim dari OCBC dalam membangun pipeline talenta di bidang teknologi dan perbankan

Lim menggabungkan kebutuhan untuk mendukung bankir perempuan dengan kekurangan talenta dalam industri tersebut.

Aturan baru batasan harga mendorong lebih banyak penggabungan P2P di Indonesia

Regulasi ini akan meningkatkan biaya kepatuhan, namun batasan harga akan membuat sulit untuk mengimbanginya.

Deputi Gubernur: Pembiayaan Islam di Indonesia akan berkembang sebesar 10% -12% pada 2024

Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mempertahankan pertumbuhan positif pada 2023.

Bagaimana HomePay memerangi penipuan renovasi di Singapura

Uang ditempatkan dalam rekening escrow dan disalurkan saat pencapaian tahap-tahap tertentu.