, Indonesia

Indonesian banks refuse to pass rate hike burden to consumers

Borrowing costs remain low as lenders hope to stoke consumption.

Bloomberg reports that consumer borrowing costs in Indonesia trail behind central bank rates as Indonesian lenders refuse to shift the burden of higher rates to consumers.

Bank Indonesia has already raised its benchmark rate six times in 2018 in an effort to stem the currency sell off but consumers can still avail of cheap loans as banks in the country aim to revive subdued consumer borrowing by keeping borrowing costs down.

“We don’t feel there is a need to raise our rates again until year-end,” Jahja Setiaatmadja, president director of PT Bank Central Asia told Bloomberg.

Also read: Singapore banks fare better than Indonesian lenders amidst rate hikes

Banks are also tiptoeing to avoid a spike in non-performing loans. “In principle, lending rate hikes should be done carefully by considering debtors’ capability in order to prevent there being a negative impact on lending quality,” PT Bank Negara Indonesia president director Achmad Baiquni said. 

The move to stand pat, however, may come at the expense of banking profitability given that deposit rates have a tendency to rise first ahead of loans and rate hikes would bring about weaker net interest margins in the short-term, DBS Bank Research said in a note. In fact, DBS estimates that every 25 bp increase in interest rates is poised to reduce Indonesian bank earnings and NIMs by 2% and 5 bps on average. 

Also read: Indonesian banks turn to EDCs to weather crippling rate hikes

On the other hand, loan growth has steadily grown to 13% YoY in September, from 7.6% at the beginning of 2018 despite the back-to-back monetary tightening, data from the Financial Services Authority show.

Indonesia’s big banks are particularly positioned to benefit from high single-digit loan growth over the coming months, according to UOB analyst Alexander Margaronis, with Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia and Bank Central Asia set to profit the most from higher lending rates as over 70% of their total loan books are in variable rate terms.

On the other hand, Bank Rakyat Indonesia will be amongst the hardest hit as 97% of its consumer loans are fixed, 

Here’s more from Bloomberg:

Bagaimana perkembangan perubahan fokus manajemen kekayaan bank?

Seorang analis mengatakan, "Ada hingga $25 miliar dalam biaya yang bisa didapat di Asia, tetapi ini pasar yang sulit.

Aplikasi blu oleh Group BCA memperluas ekosistem digital melalui BaaS

Strategi tersebut telah berhasil meningkatkan transaksi dan membangun kepercayaan nasabah sebesar 53,4% sepanjang 2023.

Christine Ip dari UOB merenungkan karir perbankan tiga dekadenya dan kembali ke dunia seni

Dia percaya bahwa keuangan dan kreativitas saling berkaitan dalam membangun kolaborasi talenta yang holistik di UOB.

Shally Koh dari Citi berbicara tentang bagaimana mendorong perbankan yang lebih beragam

Bank tersebut memperkenalkan program keterlibatan pria dan dukungan ibu sebagai bagian dari upayanya untuk kesetaraan gender.

Maisie Chong dari StanChart berbicara tentang tidak pernah menolak peluang dan melangkah maju

Chong berbagi tentang menemukan kepuasan dan pemenuhan diri melalui perjalanan kerja.

Mayda Lim dari OCBC dalam membangun pipeline talenta di bidang teknologi dan perbankan

Lim menggabungkan kebutuhan untuk mendukung bankir perempuan dengan kekurangan talenta dalam industri tersebut.

Aturan baru batasan harga mendorong lebih banyak penggabungan P2P di Indonesia

Regulasi ini akan meningkatkan biaya kepatuhan, namun batasan harga akan membuat sulit untuk mengimbanginya.

Deputi Gubernur: Pembiayaan Islam di Indonesia akan berkembang sebesar 10% -12% pada 2024

Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mempertahankan pertumbuhan positif pada 2023.

Bagaimana HomePay memerangi penipuan renovasi di Singapura

Uang ditempatkan dalam rekening escrow dan disalurkan saat pencapaian tahap-tahap tertentu.