Southeast Asian fintech growth hampered by funding woes

Almost three quarters believe they only have less than a year to raise funds.

Funding remains a key issue hampering the growth of fintech firms in Southeast Asia as half (52%) of startups expressed difficulty in finding sufficient funding and investors that will allow their business to grow and scale, according to EY. 

Fintech firms need adequate financing fuel particularly in growth-stage equity and capital to accelerate their business model as over 60% of firms expect their next funding round to be more than $1m.

“As with most start-ups, FinTech firms may find themselves limited by funding options. Venture capitalists and banks are often the first port of call for fund-seekers, although most will not take on the credit risk of companies with a track record of less than three years,” said Ernst & Young Advisory Pte. Ltd. managing partner Liew Nam Soon.

Almost half (45%) of respondents admitted to relying on self-funding but this poses the concern of what companies can do should their initial pool of capital run out. It thus comes as no surprise that 68% note that they only have a window of less than a year to plan and raise funds to support their businesses’ growth.

The survey revealed that startups believe that the government can help address this pain point through higher tax incentives for angel investors in early stage investment and the introduction of policy reforms that will facilitate employee hiring.

“Governments play a vital role in shaping a conducive FinTech ecosystem that helps to attract and develop the right talent pool, and promotes innovation and collaboration and healthy competition. The continued evolution of the FinTech ecosystem will help to drive growth and greater financial inclusion of Southeast Asia as a region,” said EY Asean Financial Services, Ernst & Young LLP managing partner Brian Thung.

Bagaimana perkembangan perubahan fokus manajemen kekayaan bank?

Seorang analis mengatakan, "Ada hingga $25 miliar dalam biaya yang bisa didapat di Asia, tetapi ini pasar yang sulit.

Aplikasi blu oleh Group BCA memperluas ekosistem digital melalui BaaS

Strategi tersebut telah berhasil meningkatkan transaksi dan membangun kepercayaan nasabah sebesar 53,4% sepanjang 2023.

Christine Ip dari UOB merenungkan karir perbankan tiga dekadenya dan kembali ke dunia seni

Dia percaya bahwa keuangan dan kreativitas saling berkaitan dalam membangun kolaborasi talenta yang holistik di UOB.

Shally Koh dari Citi berbicara tentang bagaimana mendorong perbankan yang lebih beragam

Bank tersebut memperkenalkan program keterlibatan pria dan dukungan ibu sebagai bagian dari upayanya untuk kesetaraan gender.

Maisie Chong dari StanChart berbicara tentang tidak pernah menolak peluang dan melangkah maju

Chong berbagi tentang menemukan kepuasan dan pemenuhan diri melalui perjalanan kerja.

Mayda Lim dari OCBC dalam membangun pipeline talenta di bidang teknologi dan perbankan

Lim menggabungkan kebutuhan untuk mendukung bankir perempuan dengan kekurangan talenta dalam industri tersebut.

Aturan baru batasan harga mendorong lebih banyak penggabungan P2P di Indonesia

Regulasi ini akan meningkatkan biaya kepatuhan, namun batasan harga akan membuat sulit untuk mengimbanginya.

Deputi Gubernur: Pembiayaan Islam di Indonesia akan berkembang sebesar 10% -12% pada 2024

Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mempertahankan pertumbuhan positif pada 2023.

Bagaimana HomePay memerangi penipuan renovasi di Singapura

Uang ditempatkan dalam rekening escrow dan disalurkan saat pencapaian tahap-tahap tertentu.